Selasa, 21 Desember 2021

WAJAH PUISI


saat ia merasakan dan sambil berkata "semua akan selesai dan sulit dan mudah akan selesai, walaupun ada kekekalan" begitulah rumusnya. saat malam yang lembam lantaran dipukul oleh pikiran--yang jelek dan menjengkelkan. di kamar yang telah mengerikan sebab tak ada keindahan, tergambar. 

ada seorang teman menawarkan gambar yang bagus dan indah. pesannya saat semua gelisah memandang setiap lapisan--yang dibalut dari aroma surga, dan tawaran dari perawan surga. malam yang bersandar pada pundak masa lalu, seperti kertas basah, dan lusuh. dan bunga-bunga tumbuh dari dada-dada yang penuh air rasa. 

di depan rumah yang basah alami, sebab embun pagi. bunga tumbuh subur setelah usai perang besar dari dalam diri, melawan rasa. setelah arah pulang dari perang itu, ia pulang perang membawa biji bunga, lalu ditanam di rongga kepala mereka, dan tumbuh berkembang lalu berbuah. 

wajah-wajah kota tak membawa kabar berita yang bahagia. semua berisi informasi tentang nilai kebaikan. lampu-lampu nyala sebab siaran langsung selalu merawankan siap. mengatakan "lampu mati tak bahasa." seorang penjual kaki lima mengeluh lagi, dan sebab sepi, cari dukun ramai yang mampu menyulap keadaan yang sepi, jadi ludes sebab diborong dapatkan!" dan mata yang tak mampu menahan berat ngantuk, kini segar kembali. 

#

Adalah wajah puisi yang tidak pernah ditemukan diksi indah. Semakin berusaha menuliskan namanya, semakin jauh dan sulit menciptakannya. Mungkin begitulah kau sebagai objek wajah puisi yang tak mampu dituliskan  dalam rumus paling dalam hidup. Sehingga kau sempurna dalam ingatan dan hati paling sepi saat tak sedikitpun ada puisi tertukar darinya. 

Seorang penulis puisi atau ia memang ingin menulis bukan karena dirinya, kemungkinan tak akan lama berhenti. Penciptaan puisi paling baik saat mata tak mampu memandang sudut objek dan di hati berdoa akan kebaikan, itulah anugerah. Begitulah hidup manusia saat memandang bahwa wajah dan puisi sangat tipis prosesnya. Wajah manusia yang sangat jatuh cinta tak mampu menatapnya, seperti halnya ketika seorang ibu duduk berdua bicara serius tak mampu menatapnya, begitulah. Berbeda dengan kondisi seseorang menyukai dan ingin memiliki tak mampu menatap, sebab ada ketulusan dari hati.

Ada puisi yang mengisahkan hidup seorang dalam percintaan. Bunyinya begini, "aku mencintaimu karena setiap sholatku, mendoakanmu…" Potongan puisi di atas representasi bahwa-manusia Bucin, melainkan trend. Sehingga dasar sebagai umat yang suci menyampaikan dari salah satunya memuliakan seseorang. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar