Jumat, 10 Desember 2021

MASAKAN DAN KENANGAN: DI KONTRAKAN DERI

 bukan sekedar ngopi VIII: memasak-masak dan makan

Foto: Deri/Kontrakan


"Masakan bagiku selalu punya ruang kenangan tersendiri. Saat masakan enak dan tidak enak, biasanya punya kesan tersendiri. Masakan selalu kental dengan peristiwa rasa..." 


Teman-teman bukan sekedar ngopi mengadakan kegiatan masak-masak. Di hiruk pikuk tugas yang banyak, bahkan belum ada ujung selesai. Di hari Selasa mengadakan kegiatan masak. Beda dengan kegiatan seorang yang niat mau masak-masak biasanya di hari libur. Ini beda dan pasti punya kesan berbeda selain rasa ceker asin ada yang lain yaitu; mengenai ingatan kampung halaman, keluarga, dan kesetiaan. 

Makanan dan masakan ternyata, ada filosofi tersendiri memaknai masakan dan makanan. Jika mengingat dengan puisi Alfian Dippahatang berjudul "Dapur Ajaib" Terbit di Basa Basi 2017. Puisi tersebut kental membahas kaitannya dengan makanan. Dapat dikatakan kalau dikategorikan yaitu gastronomi atau gabungan sastra dengan makanan. 

Setiap kita merasakan masakan akan selalu ingat dengan tempat. Hal paling sederhana saat merasakan makanan , yang saat itu juga jauh dari keluarga, ketika makan dan makanan tersebut enak akan teringat dengan kenangan paling berkesan. Seperti biasa rumah merupakan museum kenangan paling sempurna perlu diingat kita. 

Saat memakan masakan yang enak, saya secara pribadi selalu ingat dengan masa lalu. Bahkan ingat dengan masa kecil--yang berkaitan dengan rasa membekas--di ingatan. Makanan paling berkesan bukan yang nyaman, namun ada suasana serta siapa yang memasak makanan tersebut. 

Dalam hal ini baru kali ini bertahun-tahun di Malang mengatakan masak bareng dengan teman-teman. Ya, walaupun saya pribadi tidak ikut masak dan sumbang beli bahan yang akan dimasak. Bahkan, saya seperti seorang bingung mau ngapain, syukur ya bisa ngupas mangga untuk dimakan pasca-makan, selain itu juga mengambil air. Sisanya ditanggung oleh teman-temanku yang handal masak dan pandai berbicara: aneh-aneh, banyak bermanfaat atau tidak yang penting bisa membentuk keakraban (solid, teman bukan sekedar ngopi), masak-masak--yang dimasak ceker untuk dimakan bersama. 

Hemat saya dalam pertemanan ini bukan tentang hal enak sendiri atau sedih sendiri. Akan tetapi, konsep tersebut tidak berlaku, kita masih saja saling berbagi antar satu dan lainnya. Ya, walaupun banyak banyak bahagianya, yang dapat dibahas dan dirasakan. Tapi bahagia yang kita bangun bukan bahagia membutakan hati: ketawa buta hati dan menertawakan orang lain (membicarakan aib orang dan merugikan batin), itu tidak. Kita masih sangat relevan walaupun perlu lagi menguji diri dalam hal ilmu pragmatik: konteks dan koteks. Secara humor dan anekdot sangat sedikit dikuasai, secara lentur baik disengaja atau tidak. 

Adalah Deri, Umi, Liyya, Arif, dan saya sendiri. Ada Ayu sebenarnya yang biasa ikut kumpul. Namun ia masih ada kesibukan yang tidak dapat ditinggalkan sehingga kadang tidak bisa ikut kali ini. Kita punya grup yang isinya informatif dan edukatif. Jika membahas hal berkaitan pendidikan dan sekedar menyelesaikan tugas di luar grup ini masih aktif. Dalam benak sempat berpikir dan jadi doa, semoga grup ini tidak hanya tempat hibah sampah, tapi ya ada nilai-nilai baik. Seperti masak-masak--yang sangat bersyukur membebani pola makan sehat--ketimbang biasanya makan, kita makan berubah menu. Nikmat paripurna dan nikmat Tuhan apalagi punya teman di perantauan baik-baik bahkan suka masak. Mungkin ini definisi yang sangat personal untuk disampaikan, tapi perlu agar tidak menghadirkan definisi kesangsian. 

Masak-masak ini bentuk keakraban kita. Bicara tentang masak-masak mengingatkan pada memoar ketika di kampung, pondok, sekolah, dan teman-teman bermain masa kecil. Maka itu juga yang kuat dalam ingatan kalau keakraban pertemuan disimbolkan dari makanan. Secara masakan yang dimasak oleh seorang teman yang tulus akan mengalir ke dalam tubuh kita menjadi sehat dan kuat, sehingga dapat beraktivitas dengan maksimal lagi. Ingatan tersebut akan selalu diingat karena tidak ada embel-embel apa saat memasak kecuali ingin berbagi saja dan makan bersama. 

Dalam puisi Alfian Dippahatang Dapur Ajaib (2017) memberikan perspektif kuat pada puisi yang berjudul "Sibuk di Dapur" puisi tersebut sangat memberikan penjelasan secara puitik. Bahwa sibuk di dapur bentuk ketulusan. Ini mungkin simbolik seorang pasangan kepada suaminya. Berikut ini puisinya; 


Sibuk di Dapur 


Kesetiaanku terbangun saat melihatmu

sibuk di dapur menyiapkan makanan. 

Aroma kebahagiaan itu tercium dari tumis

bumbu yang sedap kuhirup dari racikanmu. 

Hawa panas dari perapian membuat wajahmu

yang keringatan dan berminyak kian beraura. 

Pancaranmu kulihat jelas, bahwa kesiapanku

menerima beban dalam cinta kubawa sampai mati 

Kita berkunjung ke pasar melengkapi bahan-bahan dapur.

Buatmu selalu semangat memasak makanan enak-enak. 

Kini, jejak kakimu tak lagi menyentuh lantai dapur.

Perutku tabah makan apa saja, tubuhmu kian akrab di kasur. 


Puisi di atas jika dianalisis secara teks, dapat diambil dari satu pandangan secara peran yang ada di dapur menunjukkan kalau ada ketulusan. Tidak kita pungkiri seorang ibu yang secara umum dekat dengan kita masih kecil, sangat kental bahkan kerap kali ada di tempat yang mencerminkan simbol ketulusan. 

Penggalan puisi "Kesetiaanku terbangun saat melihatmu sibuk di dapur menyiapkan makanan." Si aku lirik di sini tidak muncul karena penulis masih menampilkan sikap tidak patriarki terhadap perempuan. Bahkan tidak ingin ada dominasi bahkan subordinasi, potongan puisi tersebut bersifat netral. Tergantung siapa yang mendefinisikan kalau orang ada di dapur sibuk menyiapkan makanan akan timbul rasa yang kuat untuk tetap setia. 

Namun jika direduksi dengan seorang teman. Jika kita memasak dan masakan dapat dinikmati oleh teman akan menimbulkan rasa yang setia dalam pertemanan. Begitupun yang telah dilakukan kita tim bukan sekedar ngopi hehe. Mereka punya sebutan "Bestie" bahasa Italia memiliki arti "binatang buas" padahal kalau ingin mengikuti yang benar kata "Bestie" Dalam bahasa Inggris merupakan bahasa Inggris slang atau kata tidak baku. 

Pada intinya setiap pertemuan yang selalu menawarkan makanan akan punya ruang tersendiri berupa kenangan, pesan, dan kesan. Begitulah yang dapat dikatakan dalam bahasa sederhana untuk bisa menimbulkan suatu bahasa yang berkesan. Maka masakan selalu menghadirkan kesan tertentu. Karena kita tidak hanya bicara tentang kesan tapi juga tentang kelulusan nanti bisa bersama serta sukses semua sesuai bidangnya. Mungkin.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar