Rabu, 19 Desember 2018

Melawan Kreativitas yang Berdamai Dengan Keadaan

Akhir-akhir ini saya selalu berpikir bahwa sebuah penulisan dalam apa yang saya jalani ini tidak hanya menjadi hal yang menarik. Semua itu lahir dari sebuah kritikan atas tulisan-tulisanku mulai dari tulisan opini yang dimuat di Times Indonesia dan tulisan di Majalah, semua itu membuat saya berpikir tentang bagaimana arah dan langkah saya dalam menulis, terkadang saya harus berhenti menulis untuk lebih memperbanyak baca, kadang pula harus berpuasa dalam mengiisi jurnal hasian saya karan ada salah satu teman namanya Mas Fajar, berhentilah dulu dalam mengisi catatan hariannya, untuk bisa menjadikan struktur tulisannya lebih baik lag. Salah satu dosen juga menyarankan dan memberikan tulisan-tulisan saya, hal tersebut terasa membuat bangga lantaran masih saja yang ingin memberikan masukan, agar saya bisa memiliki rasa pintar dalam setiap belajar. 

Semua setelah saya lakukan, mencoba mengisi kekosongan dengan hal positif dan melatih berpikir struktur yang baik, belajar menulis dan membaca lebih giat. Sebuah proses kreatifitas dalam diri masih saja belum terbukti, saya bealajar menulis puisi ada yang panjang ada pula yang pendek, semua masih dalam kategori roman yang dipuisikan. Mata mulai sadar, keadaan sangat mengungkung untuk bercadar untuk bisa membawa bukan hanya sekedar, namun bisa sadar dengan semua bacaanku, menghantui setiap gerakku, semua sserasa mencoba mendewasakan semua itu dengan kata-kata dan bahasa, dilahirkan dari sebuah proses berpikir serta membentuk kreatifitas diri. 

Kekerasan dalam keinginan terkadang memiliki kelemahan ketika harus mengorbankan kepentingan primer, sedangkan sekunder menjadi hal utama, semua membuat saya lebih tidak bisa apa-apa, apa karena saya terlalu serius atau memang ada kesalahan dalam proses belajar, namun semua saya mencoba memaksimalkan itu semua, menuliskan sebuah karya orang lain dan akhir-akhir ini saya menggarap puisi dosen saya, ketika ditanya mengapa harus dikerjakan puisinya, sempat berpikir dan apakah itu akan menjadi penghambat dalam proses belajar. Semua dilakukan tanpa melakukab berpikir panjang, saya lakukan dengan caraku dan bagaimana hal tersebut memberikan dampak baik dalam diri saya dan orang lain. 

Setelah saya  lakukan itu semua, serasa masih penuh renungan panjang dan langkah apa lagi harus dilakukan, menulis adalah cara bagaimana menemukan hal baru dan bisa menjadikan saya senang, semua itu lahir ketika awal kuliah, kalau bisa diakatakan latar belakang menulis tidak ada semua lahir karena dengan sendirinya tanpa disadari namun menyadari. Semua perlu proses panjang saya harus banyak belajar baca serta bisa meminta masukan ke teman-teman kampus teman diskusi di PPMI Kota Malang, semua serasa cepat namun belum bisa apa-apa atas proses itu ecara signifikan dirasa dan mampu mencipta secara sempurna. 

Beberapa hari ini batin dihadiri rasa dilema menulis serasa kehilangan gairah apa yang harus saya tuliskan. Semua keadaan tidak ada yang menarik, saya juga menulis keadaan sebagai cara bagaimana saya bisa menemukan hal yang baru dan mampu membuka cara, mungkin saja dengan sedikit aktivitas kerja saya lakukan untuk bisa mengembangkan segala hal untuk bisa lakukan dengan menulis, dengan proses menulis saya melakukan membca banyak buku, mulai dari Ernest Hemingway, Iwan Simatupang, Usman Arrumy, Faisal Oddang. serta buku sastra lainya sebagai bentuk kebutuhanku dalam kesearian yang menjadi pilihan dan banyak lagi belum banyak pula saya selelsaikan dengan tuntas. 

Teman-temanku pada menanyakan tentang buku-buku yang saya tulis, menggap saya sudah pintar, saya hanya menjawab menulis bukan karena pintar namun karena memang saya tidak tau apa-apa makanya menulis dengan seperti itu ketika menulis saya selalu mencoba mencari tau yang bisa saya lakkan dan menemukan refrensi dalam kepnulisan sehingga bisa menjadi pengethaun yang bisa membawa pada saya untuk bisa lebih baik dalam memiliki pengetuan yang memberikan nilai estetika pada kehidupan agama, negara serta kepada apa yang menjadi kebutuhan manusia. 

Akhir-akhir ini saya berpikir kemana arah tulisan ini saya berikan, mau fokus disastra atau mau fokus pada ilmiah seperti opini dan menulis puisi. Akhir-akhir ini saya menulis puisi dan mencoba menulis opini namun semua yang saya tulis akan menjadi hal pertanyaan apakah saya terlalu menggap hidup menjadi hal keharusan dalam mimpi sehingga apa yang saya tuliskan ini menjadi hal menarik namun jauh dalam realita harus dalam melakukan tindakan. Jika dipikirkan saya sangat jauh namun semua hari ini melakukan sesuai sesuai saya lakukan. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar