Kamis, 06 Desember 2018

Pikiran Lebih Mulia Daripada Tindakan

Pikiran lebih mulia daripada tindakan namun ketika pikiran itu mampu diterima dan diamalkan oleh orang banyak. 

Desember 2018 tidak terasa sudah beberapa saya di Malang ini. 
Musim yang tetap dengan hujan setiap bulan desember: entah apa bedanya dengan tahun-tahun sebelumnya, mungkin langit-langit dan awan tetap berada di atas kita. Namun semua akan berbeda dengan sebuah suasananya. Bulan ini sangat banyak hal dalam keadaan sosial yang menjadikan saya untuk berpikir mengenai segala terlahir dengan sebuah pengetahuan. Walau kadang diriku tidak tau bagaimana menyelesaikan adanya perpolitikan di negeri ini, bukan apatis dengan itu semua, namun diri ini belum selesai dengan diri ini, namun perpolitikan semuanya tidak memiliki nalar baik semuanya membela dengan dasar fanatik bukan sebuah prinsip. 

Desember ini hujan semakin deras, kalangan mahasiswa yang seharusnya menjadi kalangan yang berssih dalam perpolitikan yang tidak sehat, kadang hal itu masuk pada ranah-ranah kampus, sebab dasar membangun sesuatu bukan sebuah proses berda di dalam kampus. Ada beberapa yang bisa menetrallisir semua itu, kadang akademisi nalarnya mempertahankan dirinya untuk mencapai apa yang menjadi mimpinya. 

Teman-teman Pers Mahasiswa menurutku masih berada dalam koridornya menjaga idealismenya namun  terkadang masih belum memberikan sebuah dampak yang positif dalam mengubah, namun dalam inisiatif semuanya saya masih nyaman dengan mereka. Namun yang sayangkan bagaimana nanti Pers Mahasiswa menjadi wadah edukasi yang bisa di komsumsi masyarakat bukan hanya pers kampus saja. Jalan yang baik dalam sebuah arah luas dan mampu mendedukasi. 

Semakin banyak yang bisa dilakukan hari ini semakin sempat dalam memperluas segala tujuan, terkadang segala hal akan memberikan sebuah tawaran baru, entah kapan bisa memaksimalkan semua itu tidak akan pernah terjadi ketika semua mausia hanya bisa merencanakan, ketika saya mencoba menuliskan namun kadang berpikir kapan saya akan bisa mengimplemintasikan apa yang telah menjadi konsep. Rencana itu lebih mulia daripada tidak memiliki cita-cita, namun cita-cita lebih berharga tindakan; bisalah kita belajar pada Kartini ia tidak pernah melakukan perang melawan Belanda namun sebuah pemikirannya yang sangat pas dengan masyarakat dan masyarakat mampu meerima apa yang ia pikirkan sehingga dapat diamalkan olehnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar