Minggu, 07 November 2021

MEDAN PEMBATJA

 CATATAN MEDAN PEMBATJA: ULASAN BUKU

Foto: Cak Pendek/Merjosari 

Minggu, 7 Nopember 2021 

Moderator: Mas Zul 

Pencatat: Akhmad Mustaqim 

Pengulas buku: Cak Pendek, Mas Aan, Akhmad, Mbak Mutmainnah, Mbak Fafa, Mas Zul, dan Mas Ali. 

Kita duduk melingkar sambil minum kopi. Lalu moderator dan pewncatat ditunjuk. Setelah siap, moderator membuka. Dengan doa keyakinan masing-masing. Ia menggunakan bahasa yang baik dan benar serta secara terstruktur, dengan rapi membuka pertemuan ini, ia membukanya. Lalu untuk memulai, dimulai dari arah kanan, dimulai dari Cak Pendek, sebagai kepala suku Sabtu Membaca, dikenalnya… Ia memulainya. 


Judul novel:Tarian Bumi 

Karya: Oka Rusmini 

Pengulas: Cak Pendek 

Novel ini berbicara tentang strata sosial di Bali. Ada Brahmana, Ksatria, dan Sudra dsb. Pada dasarnya novel ini menarasikan seorang perempuan menikah dengan seorang raja atau dikenal kasta Brahmana. Tokoh yang bernama Telaga, yang punya hobi menari. Di novel Tarian Bumi kental dengan membahas tentang kasta, ritual, cinta, dan tradisi, berlatar Bali. 

Sebagai perempuan normal tertarik kepada laki-laki. Ia bernama Telaga. Selain itu dia juga pandai menari. Sehingga ada kesempatan kalau tokoh tersebut menari di depan raja-raja dan punya peluang menarik hatinya. 

Ternyata, seorang penari yang baik atau bagus akan mengangkat nasib baiknya, bahkan mengangkat derajatnya. Itulah yang tertanam dalam diri Telaga, selain memang hobi atau memang gen (keturunan dari seorang penari hebat). Untuk itu, banyak yang tertarik menggemari menari. 

Siapa yang tidak ingin diangkat derajatnya. Tokoh novel bernama Telaga punya keterampilan tarian bagus. Bukan karena berlatih kepandaiannya, ternyata ia juga keturunan dari seorang penari--yang ternyata dulu ibunya dinikahi oleh raja karena, tariannya. Tidak kaget jika tergambar dan terbukti kalau anaknya bisa dan handal, menari. 

Ternyata, penari pada dasarnya juga boleh ditiduri oleh raja. Ini sebuah tradisi yang salah tapi juga menghasilkan dampak positif dalam hidup seorang. Selain seorang Sudra dapat mengubah nasibnya dengan cara menari dan jika beruntung dapat disukai oleh raja, dan itu nilai lebih bagi setiap kaum Sudra. 

Maka, di masyarakat posisi penari tersebut menjadi perebutan banyak orang, khususnya para perempuan di masanya sangat diinginkan dan bersyukur beruntung. Untuk menjadi seorang penari yang baik dan bisa disukai oleh raja.  

Ternyata, Telaga punya perbedaan dengan kakeknya Telaga. Kakeknya itu, digolongkan Sudra--yang pada dasarnya juga punya harus pacaran dengan seorang Sudra, tidak boleh golongan sudra dengan Brahmana dan Satria. Sebuah nasib baik ternyata berpihak ke keluarga tersebut, yaitu mengangkat derajatnya. Itu disebabkan keterampilan kesenian mampu mengubah nasibnya. 

Setelah itu, Telaga sebenarnya punya kelas Sudra, tapi karena dapat keturunan kakeknya dan Ibunya yang dinikahi oleh kaum raja, maka kastanya baik, walaupun aliran darah itu, Sudra. 

Konflik ini muncul, saat Telaga suka dengan salah satu orang golongan sudra--yang seharusnya tidak boleh. Percintaan Telaga itu, menuai kontroversi di kalangan Brahmana di kerajaan. Saat itu, ia harus memilih antara "Cinta atau Kasta." 

Ternyata memilih dari keduanya tidak mudah baginya. Telaga yang seharusnya pilih cinta kepada seorang Sudra, sedangkan ia masih berstatus kasta Brahmana. Memilih cinta berarti menentang kasta yang mengikat dirinya. 

Adapun untuk penurunan kasta menjadi sudra ada ritual khusus. Begitupun sebaliknya. Jadi, tidak dengan mudah seorang kasta berpindah. Inilah novel "Tarian Bumi" karya Oka menampilkan tradisi Bali yang kental dengan kasta. 

Novel ini, secara latar belakang cerita, tidak menampilkan tahun kapan novel ini dikisahkan. Tidak tercantum titimangsa sanya. Namun pembaca hanya menyampaikan, kalau kisah novel tersebut potret berlaku di era sekarang. Kasta di dalam buku ini kasta dan sistem berlaku di Bali hingga kini. 

Pembaca memberi kesimpulan, jika pada dasarnya kasta di Bali hingga kini, yang berlaku masih terkungkung penuh dengan kontroversi atau memang sangat kental dengan budaya tidak semua menerima atau bisa terima dengan lapang. Dan hubungan cinta yang dibatasi dengan  kasta. Ini jadi kelemahan dari kasta yang tidak menjadi manusia bebas. 

Moderator memberi kesempatan berat, lalu. Pertanyaan yang ditanyakan oleh Mutmainnah "apakah orang islam menikah dengan orang Bali akan menurunkan kasta?" ujarnya. 

"Pandangan ini akan mengarah dengan apa yang dialami oleh Bung Karno, kalau ia juga lahir dari keluarga Jawa dan Bali. Yang mana seorang laki-laki mempengaruhi kaum perempuan. Dari segi dominasi yang berlaku. Lalu tak semua dapat dibenarkan, namun tetap jadi pandangan pasangan yang sering terjadi dan berlaku demikian, walaupun tak signifikan secara antropologi!"


Judul buku: Tuhan di Hatimu 

Karya: Husen Jafar Al-Haidar 

Pengulas: Mas Tri Syafaan 

Berangkat dari kegelisahan yang ada di kehidupan membaca buku ini, ia membaca. Sebenarnya buku bukan suatu hal baru baginya, karena pengulas sadar kalau ini kebutuhan dirinya. Dimulai dengan pembukaan statement secara subjektif. Buku ini bercerita tentang beragama yang sangat mudah tidak susah. Bahkan di bab awal ini merupakan kehidupan orang ingin hijrah. Ini disampaikan pada bab awal. Kalau seorang hijrah bukan--yang dari tidak krudungan, menjadi kerudung, melainkan menganggap Islam itu indah. 

Buku ini, ditulis oleh seorang Habib Jafar, seorang yang pernah menempuh di jurusan filsafat, tidak kaget kalau yang disampaikan tidak keluar dari logika, estetika, dan etika, yang berlaku di dalam filsafat. Cara ini seperti tergambar darinya, kalau penulis sudah biasa menulis sejak SMA dan punya teknik, penyampaian yang baik. 

Di pengantar awal buku ia sudah melakukan pengamatan di masa sekarang. Masa pandemi ini penulis termotivasi membuat (menulis) lalu menjadikan buku. Berpendapat kurang lebih "tuhan ini perlu intim" atau kita perlu dekat denganya. 

Bahkan ditegaskan ulang kalau "Tuhan tidak ada di Masjid dan di Gereja, melainkan di Hati. Maka judul buku ini "Tuhan di Hatimu" Kata penulis, ketika vatikan dan masjid sepi, maka tulisan yang ada  di sosial media atau yang pernah dimuat, diambil. Ketika merasa relevan dengan yang akan ditulis, jadikan buku ini. 

Pandangan buku ini, secara subjektif sebenarnya sangat relevan dengan  kehidupan  beragama. Bahkan dalam hidup beragama tidak hanya bicara tentang sholat, tapi katanya tidak hanya ibadah paling tinggi, namun paling tinggi yaitu kebaikan-kebaikan kepada manusia. 

Buku ini secara substansi juga mengambil kutipan-kutipan filsuf, entah itu kutipan kata bijak dari filsuf islam maupun non-islam, dari dulu hingga kini.  Sudah ada. Dengan penggunaan bahasa yang baik dan populer buku ini sangat baik penyajiannya, dan akan dengan mudah diterima oleh kalangan milenial sekarang. 

Bahasa yang ringkas dan ringan. Buku ditulis dengan menonjol pandangan Islam dalam kehidupan yang sangat kental. Bahkan menekankan bagaimana kita beragama dengan baik dan bijak. Narasi serta contoh dengan mudah diterima oleh setiap kalangan. 

Buku ini sebenarnya juga ingin menyampaikan kalau agama Islam itu, merupakan cinta. Agama yang penuh dengan cinta. Dalam buku ini, menampilkan Islam cinta bagi para pemeluk dan sekitarnya. Dan Tumbuh menimbulkan kebaikan, damai, dan kesejahteraan.  

Dalam buku ini berbicara tentang keindahan beragama yang dapat diterima secara logika. Selain itu juga bisa diterima di era sekarang. Bahkan bagaimana kita menyebarkan agama dengan mudah, yaitu melalui seni. 

Dalam hal ini dipraktikkan ketika ia berdakwah. Di era sekarang figuritas menjadi penting. Sehingga ia pernah mengajak para musisi, stand up comedy, dan lainnya. Itu menjadi penting. Mencoba mereduksi dalam melakukan pendakwaan dengan pendekatan seni. 

Inilah yang dikatakan. Kalau berdakwah melalui seni sangat diperbolehkan. Buku lebih mudah diterima anak muda. Mendeskripsikan sesuatu hal tidak ribet dan sulit. Itu yang dilakukan oleh beliau sebagai pendakwah Islam milenial. 


Judul: Novel Guru Aini 

Karya: Andrea Hirata 

Pengulas: Mbak Mutmainnah 

Buku yang bercerita tentang kisah seorang guru bernama Desi. Ia guru matematika yang galak dan perfeksionis. Namun, pada dasarnya ia guru yang ingin menyederhanakan pandangan belajar matematika yang rumit. 

Tokoh bernama Aini, Nun, dan Saadah. Namun yang menonjol dalam kisah ini berfokus pada Aini. Sosok yang sangat bebal dalam belajar. Serta keluar dari zona nyaman lantaran selalu dibujuk untuk tidak usah belajar matematika yang rumit dan sulit. Akan tetapi, ia mampu memilih dan mengambil jalan baik, baginya. 

Novel "Guru Aini" ditulis Andrea Hirata. Tokoh Aini yang jadi sorotan penceritaan. Ia seorang yang bebal tidak mudah menerima pelajaran matematika. Bahkan tidak suka awalnya. Lantaran gurunya sangat galak. Pada dasarnya ia juga paling tidak suka dengan pelajaran berbau perhitungan. 

Pengulas mengatakan, novel ini sangat rilit dengan kehidupanku, ujarnya. Karena tokoh Aini tidak suka pelajaran yang menghitung. Begitupun saya, sama. Makanya suka baca buku ini. Selain setting novel ini satu daerah dengannya, yaitu Sumatera. 

Awal mulanya ketika Aini, yang suka matematika. Saat merasakan kehidupan yang tragis dalam hidupnya, bagi tokoh utama itu melihat ayahnya yang sakit sedikit-dikit ke rumah sakit. Ia termotivasi kalau besar nanti akan jadi dokter. Sejak itu menggantungkan cita-citanya. 

Lambat laun berpikir. Syarat untuk jadi dokter apa saja. Saat tahu kalau harus pintar, dan menganggap kalau matematika itu adalah tolok ukur siswa pintar. Setelah SMA ia berniat lanjut studi, ambil jurusan dokter. Sejak itu dengan giat belajar matematika ke ibu guru Desi sangat keras dan sangat tidak disukai oleh banyak siswa. Tapi, ia harus menerima semua itu. Karena butuh tahu dan bisa matematika. 

Keinginan tinggi karena dorongan kuat. Ia sering menghadiri pelajaran dan mengikuti bimbingan pribadi bu Desi. Ternyata termotivasi dengan perkataannya, "belajar matematika dengannya harus ikut peraturan dan metode yang dilakukannya." Perkataan tersebut membuat ia tambah giat keluar dari taman yang malas belajar matematika. 

Perjalanan yang dilakukan oleh gurunya berhasil. Aini yang ternyata sudah bisa matematika bahkan mencapai nilai sesuai. Setelah lulus ia mendaftar di salah satu perguruan tinggi di Lampung. Diterima di Fakultas. Namun nasib tidak baik menimpanya, ia yang harus membayar untuk awal masuk kuliah. Ternyata keluarga tak mampu dengan nominal yang tertera. 

Cita-cita terputus lantaran biaya kuliah mahal. Ditambah orang tuanya yang sudah tidak sehat lagi, bapaknya yang menjual mainan. Ekonominya sangat miris. Ia tidak berkuliah melainkan menggantikan orang tuanya yang jual mainan. 

Novel yang sangat mengajarkan kita untuk memiliki keinginan kuat akan bisa mencapainya pasti bisa. Itulah yang dilakukan oleh Aini. Dan mengorbankan apa menjadi berat, yaitu belajar matematika mengejar cita-cita, tapi pupus gara-gara biaya. 

Bagi pengulas yang berkesan. Aini yang awal mulanya orang paling tidak diperhitungkan  di kelas tidak unggul. Ia memutuskan untuk beralih ke kelas unggulan. Di situlah perjuangan ia di SMA dilakukan dan berhasil. Dan adanya tokoh di dalam novel Nun, dan Saadah. Kedua tokoh hanya pelengkap secara karakter tidak suka pelajaran matematika. 


Judul: Hansel dan Gretel 

Penulis: Murvy  

Pengulas: Mbak Fafa 

Novel ini berlatar  di Jerman yang sangat kental dengan konflik Nazi. Novel sejarah ini dibuat secara fiksi sejarah. Entah kisah nyata atau tidak. Tapi buku ini sudah ada dongengnya dan filmnya. 

Sebenarnya buku ini berkisah tentang konflik orang Jerman dengan darah keturunan Yahudi. Hansel dan Gretel berdarah Polandia--yang dianggap punya darah keturunan Yahudi, sehingga mereka harus dibasmi. Begitulah kisah era Nazi di bawah kepemimpinan Hitler. 

Buku Fiksi sejarah ini, berkisah tentang hidup perjalanan dua anak yang hendak dibunuh oleh tentara Nazi. Untungnya, ia bertemu dengan Magda seorang nenek yang hidup sendiri  di tengah hutan. Saat itu, ia bertemu dengan seorang dua anak tersebut. 

Awal mula, kedua tokoh tersebut merasa capek dikejar-kejar oleh tentara untuk dibunuh. Tanpa berpikir panjang mereka menghilangkan jejak dengan pergi ke hutan, di hutan bertemu dengan Magda, nenek tua. Nanti peran Magda jelas untuk menyelamatkannya. Salah satu usaha saat mengubah KTP. Dalam pengubahan identitas mereka sebagai warga masyarakat Jerman, sangat sulit. Selain memang ia dicari. 

Upaya dilakukan itu, sebuah usaha menyembunyikan  identitas. Intinya menyelamatkan kedua tokoh tersebut. Karena Nazi saat itu sangat tidak peduli dengan orang yang berdarah Yahudi. Bahkan  tak segan oleh masyarakat jerman atau Nazi saat itu dipimpin oleh Hitler, tidak peduli dengan orang berdarah Yahudi, harus dihapuskan. 

Ternyata kedua anak itu sudah beridentitas Jerman. Usaha memberi warna rambut keduanya berhasil. Sehingga berhasil jadi warga negara Jerman. 

Magda yang meninggal karena dibakar oleh tentara Nazi. Meninggalnya Magda karena melindungi Gretel dan Hansel. Di mata kedua anak tersebut sangat berjasa. Tak dapat berbuat apa-apa ternyata. 

Kisah fiksi yaitu anak yang ada di dalam kisah. Kisah fakta latar belakang di Nazi yang dikisahkan  kekejamannya. Mungkin itu simpulan dari novel tersebut. Selain itu juga berlatar belakang perang dunia.


Judul: Power Vs. FORCE 

Penulis: David R. Hawkins 

Pengulas: Mas Zul 

Perkembangan manusia yang semakin kesini semestinya tambah meyakini kalau energi alam memang ada dalam kehidupan. Bahkan jangan meremehkannya, jika kita dapat di artikelkan. 

Kadang pandangan kita masih playing victim, yang beranggapan "orang kaya akan menguasai budak" semua kesan tersebut tidak baik. Seorang harus punya pendirian kuat lagi dan memandang lebih tinggi agar psikis kita kuat dan punya kekuatan. 

Tingkat kesadaran manusia paling penting buku berjudul "Power Vs Force" karya David R Hawkins, menganjurkan logika yang dilakukan oleh seorang untuk bisa membantu hidup lebih baik. Karena berangkat dari niat yang nanti membuat lebih baik. Serta punya pola pikir postif terus akan menjadi kuat. 

Buku ini juga meneliti Perang Mahatma Gandhi. Ia yang punya "alignment" tinggi, sangat memberi pengaruh serta keyakinan bagi manusia lainnya, dan itu berhasil mengalahkan penjajah inggris. Lantaran ia meyakini dirinya dengan dasar yang sama, sebagai manusia. 

Kekuatan yang tidak disengaja secara tidak langsung. Bagaimana seorang dipuji tanpa diberitahu akan punya kekuatan. Dan itu punya kekuatan dalam diri manusia. Begitupun kebalikannya yaitu, ketika dirasani jelek akan berdampak pada kelemahannya. Semakin tinggi alignment seorang semakin kuat, ia menjalani hidup. 

Kata-kata yang punya punya mantra. Pola pikir yang sangat perlu dibangun. Pak Susanto pakar marketing. Bahwa kita perlu punya motivasi yang positif agar luarannya juga hasil baik.

Dalam hasil penelitian. Saat ada orang sakit dan dijenguk kadang itu malah tambah parah. Karena yang dihadirkan kalibrasi yang positif. Merasa hanya kasihan dan sebagainya. Ini sering membuat, seorang sakit memiliki dampak tidak baik. Kalau yang datang bawa semangat tidak baik. 

Kita sadar terkait energi dalam hidup manusia. Kesadaran itu perlu dikembangkan dan bisa dirawat. Karena itu akan punya dampak dalam hidup, baik. 

Di Injil "berikan keluar akan memiliki dampak pada dirinya" sadar akan pemberian kepada manusia. Penjelasan secara partikel. Hidup sebenarnya sudah qudrat iri namun bagaimana kesadaran kita, akan membentuk. Sehingga kalau memang perlu dilakukan menguasai energi. Jangan sampai energi jelek muncul" berpikir positif akan semua hal. 

Salah satu rahasia marketing. Kalau marketing membangun market dengan baik, tentu akan menghasilkan dampak positif. Begitulah logika para mentor pemilik bisnis besar. 

Empati harus punya pandangan lebih tinggi jangan kebawah. Perlu memiliki pandangan lebih tinggi jangan rendah. Kita harus punya energi "kekuatan yang bisa dikalahkan" orang yang punya kekuatan akan memiliki kekuatan, pola pikir tidak berbuat baik dan yang lemah itu, maka harus berbuat baik agar tidak lemah. 

Semakin banyak berbuat baik akan punya energi kuat. Kalibrasi dapat alignment dapat dipelajari dan dilakukan dalam kehidupan manusia. Kepercayaan energi manusia ke tokoh-tokoh besar, mereka punya pandangan positif semua. Maka belajar dan meyakini kalau kalebrasi itu dapat diperbuat baik. 

Kekuatan dan Paksaan kalibrasi kesadaran  yang diambil secara partikel. Secara logis dapat diterima. Dan itulah manusia bisa hidup nyaman dan tenang. Tanpa ada rasa benci sebab benci sudah ada dalam diri, jangan kembangkan lagi. Berbahaya akan diri.



*Catatan sesuai pengulas buku




Tidak ada komentar:

Posting Komentar