Rabu, 24 November 2021

BAHAGIA DAN DERITA ITU PILIHAN

 

"Jangan pernah mempercayai bahagia orang lain, tapi coba yakini diri sendiri, lalu posisikan sebagai pejalan yang menikmati relung setiap pertemuan pengetahuan" 

Bahagia dan derita bagi manusia sebagai subjek mencipta. Jadi asumsi penulis "bahagia dan derita merupakan pilihan, tak perlu disesali." 

Semua orang akan punya impian bahagia. Entah dengan apa yang bisa menikmati atau bisa melalui, tidak beresiko. Terkadang seorang akan bisa merasa bahkan menemukan dari apa yang dicari. 

Namun, ada orang yang secara sederhana bisa menggapai bahagia dengan cara-cara sendiri. Itulah bagian dari cita-citaku. Sebagai penulis yang masih belajar dengan keadaan terseok-seok, tapi akan terus belajar. Tapi cara-cara selama ini merupakan paling baik yang telah dilakukan. 

Perjalan akan selalu punya cara menemukan desir angin yang sejuk tuk dinikmati. Sederhananya saat pencarian selama kuliah di Kota Malang banyak hal dapat dipelajari dan bisa diambil hikmah bekal hidup. Paling baik itu, saat bisa bertahan hidup dengan cara-cara yang selama ini. Seperti halnya perasaan yang ingin sekali selalu dijaga dengan sengaja mengosongkan segala kemungkinan sementara kosong dulu, sebab masih saja hal bisa diselesaikan dalam urusan menggapai tujuan awal datang ke kota ini. 


"Di atas bumi ada yang memang disengaja, yaitu urusan mencinta dan perjalanan ini tak akan cepat, berharap akan tepat."


Tapi, seperti halnya bahagia seorang yang pada umumnya, selalu terletak pada hati. Apa benar semua ada di situ. Sepertinya memang itu dasar meletakkan posisi paling ideal perihal mendefinisikan bahagia. Dan kesadaran menatap masa depan yang hanya sekarang dapat dinikmati, memperjuangkan apa yang terjadi kini, sepatutnya ini adalah satu cara terbaik. 

Memang secara perjalanan sederhana ini, banyak sekali menemukan cara terbaik hidup. Mulai dari seseorang yang tulus berteman ada pula yang memanfaatkan. Bagi saya itulah pilihan orang dan saya menyadari akan semua itu, terpenting kita masih tetap mempertahankan hidup yang selalu tanda tanya, serta bisa bertahan mempersiapkan diri tetap mengabdikan pada tujuan hati. 

Tidak mudah dalam hal ini. Mulanya saya perlu keluar dari zona nyaman. Seorang kawan menawarkan untuk lanjut studi di Surabaya, tapi dengan bahasa sederhana menolak. Sebab dalam pikiran memiliki kekhawatiran akan hal yang dapat dipengaruhi atau di mempengaruhi dalam konteks negatif. Semua teman-teman khususnya guru tak ada yang peduli bahkan tidak percaya. Namun itulah cara seorang saya memperlakukan. Begitulah. 

Satu tahun yang dilakukan sebelum semester ketiga kuliah. Saat itu, kita mendapatkan kesempatan mendapat ujian paling berat dalam hidup. Muncul pola pikir sangat pragmatis. Contoh tersebut secara perekonomian tidak stabil, tapi Masih memperjuangkan  bertahan hidup dengan bekerja yang sesuai kemampuan dan kebutuhan. Sepertinya itulah hidup bisa memahami seluk beluk dunia. 

Seseorang yang mampu mempertahankan kebahagian sendiri, bukan hanya mengekor pada hasrat. Maka meyakini akan punya cara memperlakukan kebahagiaan diciptakan tidak hanya bisa dinikmati sendiri saja, tapi juga menghormati, menghargai, dan bisa mencintai. Mungkin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar