Senin, 13 Mei 2019

Baca Membuat Lupa Luka

foto: akhmad

Toreh Maos: Baca Gratis

Toreh maos dalam bahasa Indonesia memiliki artian mari membaca. Dengan adanya wahanya baca ini bertujuan memfasilitasi setiap mahasiswa yang gemar membaca. Ada yang ingin baca tapi tidak ada buku.
Sebenarnya dalam dunia literer banyak cara untuk bisa mau baca sangat mudah hanya cukup dengan menyediakan internet dan kuota tak terbatas pada saat itu pula kita bisa mendapatkan buku apa yang ingin dibaca, karena setiap buku akan dibaca sudab ada di dunia maya (di internet) sudah banyak tersedia hanya bagaimana kita memanfaatkannya dan membacanya.

Desir angin menyelimuti penjaga buku: rupanya pengunjung hari ini (13/05/2019) lebih banyak dari awal sebelumnya pada tgl (26/04/2019) yang tercatat hanya 14 pengunjung, adapun beberapa yang tercatat 19 pengunjung hari ini, pengunjung terdiri dari mahasiswa, namun bukan hanya mahasiswa tapi juga ada seorang dosen dan para pekerja bangunan.

Tempat yang biasanya juga di depan Gasebo FKIP Unisma gedung C Usman Bin Affan. Hari ini sementara pindah di depan Fakultas Ekonomi, tepatnya di Gasebo juga. Adanya perpindahan ini tidak lain bukan keinginan yang biasa jaga melainkan ada ajakan dari salah dua teman Organisasi katanya bazar sebagai tujuan menebarkan jiwa baca yang giat. Ketika Sudah tiba dan buku telah dibeberkan diletakkan di gasebo, kerumunan manusia sebut saja orang tua terdiri pekerja di dalam kampus.

Pada awalnya pekerja proyek itu membaca judul buku. Salah satunya karya dari Prof. Yusraf Amir Piliang memgenai dunia dilipat. Bapak itu menanyakan isi dari buku kepada pengajaga bawa buku.
"Apa isi dari judul iki le?"
"Yang mana pak?"
"Seng ini le, setau saya kalau isi dari buku ini menceritakan tentang perkembangan elektronik".
" Enggeh, benar pak, tapi selain itu juga menceritakan tentang perkembangan zaman, dan potret kehidupan sekarang yang telah ditulis di tahun1982.

Angin mendesir kencang, seseorang yang ditunggu tidak datang. Angin terasa dingin, wajah-wajah manusia menjelma kata. Diharapkan oleh naluri kehilangan bentuk lain dari keinginan. Matahari masih belum menyapa kulit lantaran masih ada diding bangunan hijau bernama Fakultas Ekonomi. Dibawah andang-andang berbentuk payung putih bertiang biru.

Suara di depan Universitas banyak bagaikan kicauan barung muda membawa luka; luka yang tak bisa dila'bani oleh hati yang damai. Suara mahasiswa suara para membela, ada yang mendamba ada pula yang menghamba, mendamda dengan tidak berdamai dengan diri sendiri maka harus bergerak, yang menghamba akan mengabdi pada diri yang damai tanpa harus bergerak, bahkan ada yang paling mulia yaitu mendoa.

Bagiku mereka yang memiliki naluri jiwanya terpatri bahwa dengan masa akan bisa membawa sebuah perubahan. Perubahan hak sebagai mahasiswa bahwa dalam mahasiswa ada statuta rema harus segera diturunkan agar mahasiswa memiliki landasan, itulah dasar mereka bisa jelas. Dalam sisi lain ada pembahasan yang tidak tuntas tidak ada jalan yang jelas atas aksi mahasiswa mengapa demikian luka ia salah alamat membawa ke dokternya, ia sakit gigi bawa ke dokter hewan. Konflik tentang statuta dan kerja dari (BEM-U)Badan Eksekutiv Mahasiswa Universitas.

Salah satu mahasiswa yang duduk satu bangku bercerita sebab dan kronlogi serta tuntutannya para demonstran. Ia berkata kalau yang mengurus statuta bukan BEM, tapi Dewan Perwakilan Mahasiswa bisa dikatakan kalau aksi salah alamat.

Buku telah berkeringat bunyi bukaan buku belum tidak ada mampir pada telinga. Orang-orang yang ditunggu akhirnya datang khususnya yang menjadi istimewa. Kegelisahan menyapa sangat akrab, hati tidak berdai dengan ini semua. Buku-buku yang tadinya masih suci sudah tidak lagi dibuka ditutup diletakkan (D3).

"Kebaikan tidak akan bergerak sendiri mencipta kala semua hanya ingin mencerna dan diterima"

Wahana baca akan mebuka ruang diri ketika semua bisa berdamai dengan diri:  bahwa suksesnya dari kegiatan seperti ini tidak lain tidak bukan secara individual bisa membaca dengan maksimal selain memberikan sebuah virus positif pada kehidupan yang enggan dan tidak paham tentang makna dari membaca memiliki dampak luar biasa. Pada tulisan sebelumnya sudab disindir mengenai membaca bisa membuat lupa luka; lupa akan semua yang menjadi kerisauan diri.

Bagi yang suka baca mungkin jangan dianggap tidak ingin merasakan luka, namun lebih tepatnya luka hanya menjadi ajaran dan perdamaian akan dirinya intinya bisa menyikapi. Menyikapi bukan tentang dewasa tapi merasa akan siapa fungsi dan posisi kita. Kalau mengacu sebagai mahasiswa banyak cara kita membuka; membuka rasa menutup luka dengan apa yang ada pada jiwa mereka.
Semoga saja panjang umur bagi para pembaca bagi kau yang tidak ingin mati muda.

Akhmad 2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar