Kamis, 30 Mei 2019

Bahasa Daerah Sebagai Identitas

Bahasa Daerah Identitas; Karakter, Ciri

"Dialek, logat, dan intonasi bahasa akan menjadi ciri manusia bahwa identitas mereka bisa dilihat dari tiga itu secara tidak sadar akan menjelaskan letak geografi kita tinggal"

Namun secara dinamis tidak dapat dipungkiri akan selalu terjadi perubahan, bisa secara evolusi bahkan secara revolusi, maka perlu banyak menggali dan mempelajari bahwa bahasa akan selalu bertambah kosakatanya bukan tidak mungkin untuk terjadi.

Bahasa daerah sebagai ciri identitas kita membudi dayakan bahasa samahalnya mencintai budaya dan tradisi kita sendiri mengabdikan diri pada pada awal mula kita dikenalkan bagaimana bertutur berinteraksi dengan banyak orang, sebagaimana bisa bersosial dengan sesama.

Penguasaan bahasa daerah kita bisa kembangkan dan kita harus mengenali dari dalam hal tersebut sebagai bentuk cinta terhadap cinta terhadap budaya kita sendiri. Ciri dari manusia bahwa dirinya memiliki kultur berbeda tidak lain tidak bukan; yaitu bisa dilihat dari tolok ukur dirinya seberapa banyak penguasaan bahasanya. Jika baik otomatis ia layak lahir dari wilayah itu.

Balai bahasa pernah  menulis dalam aetikelnya berbunyi, utamakan bahasa Indonesia, lerlstarikan bahasa Daerah, pelajari bahasa asing. Hal tersebut sebagai bukti bahwa anak-anak Indonesia dianjurkan bisa berbahasa daerah dan bisa mengutamakan bahasa persatuan kita yang dilahirkan pada tahun 1928. Bahasa Indonesia. Bahasa asing dianjurkan untuk mempelajari.

Mengapa harus dipelajari bahasa asing, hal paling sederhana kita tidak akan terbohongi oleh Literasi dari luar bahasa kita, karena masih banyak pengetahuan di luar sana dengan bahasanya sendiri sesuai letak negara itu sendiri. Makanya dengan memahami bahasa asing maka dengan seperti itu bisa mempelajari pengetahuan di letak negara itu sendiri. Hal yang sederhana dengan mempelajari budaya, kebiasaannya, dan pemahaman terhadap mendidikasikan agama. Maka itu akan menjadi refleksi kita yang haus pengetahuan.

Memahami budaya, bahasa, dan tradisi orang lain maka salah satu kebijaksanaan kita.

Apa harus ada dikotomi bahasa bagi kita warga?, seharusnya tidak, namun dalam tatanan sosial kita kenal namanya bahasa daerah kita yang biasanya kita tahu bahwa bahasa kita sering ada strata bahasa kepada yang lebih dewasa dan lebih tua dan pada di bawah kita. Hal itu terjadi agar bisa membedakan bahwa sikap saling menghormati bukan dari sikap namun dari bahasa pula. Ciri kepribadian manusia bisa dilihat tutur bahasa manusia itu sendiri. Karena kerja otak dan oral akan senentiasa bersamaan tanpa disadari oleh kita.

Kesadaran kita bukan sekedar tahu dan bisa menjelaskan, namun penggunaan dan implemintasi itu perlu dalam tingkatan manusia. Kehidupan bukan tentang kewibawaan atau kearifan namun bagaimana sebuah peradapan berjiwa nasionalis. Dan mampu mengisi semangat perubahan. Keindahan dari sebuah kearifan lokal bahasa itu akan menjadi tolok ukur manusia berjiwa berbangsa karena identitas dibawa.

Pada dasarnya bahasa bukan memberi batas pada kita, lebih tepatnya memberi ruang keistimewaan pada lawan tutur dan penutur. Saling menghargai dan mengormati. Hal ini dibentuk oleh kultur budaya, di agama Islam sudah ada yang dikenal dengan sebutan Akhlak. Andep asor pada sesama sebagian dari iman kepada Tuhan.

Penggunaan bahasa ialah ciri, praktik bahasa ialah kreatifitas manusia; membawa kita pada suatu cara maka itu puncak manusia ingin memiliki jiwa. Jiwa abdi pada cita rasa budaya sebagai karya manusia yang bisa dianggap bahwa manusia bisa menghasilkan dari hasil bahasa itu bisa menjadi pendingin jiwa manusia dari masa ke masa.

Akhmad 2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar