Rabu, 15 Mei 2019

Pengulas Pemuja Berhala

foto:akhmad

Reviu buku Pemuja Berhala; representasi diri pembaca

Representasi dari seorang Penulis seorang yang senantiasa kuat seperti halnya terancang dalam rekam jejak dirinya. Seorang penulis mentitahkan dirinya dalam mencipta teks dalam bentuk cerita panjang yang lugas, sebuah kekuatan dan keberanian besar membagi dan menelanjangi dirinya. Mencoba membuka hidup baru dengan mengembalikan kehidupan masa lalu yang kini hidup kembali, dan hidup di lain zaman yang tidak lain pembaca hari ini.

Buku Pemuja Berhala sebuah kekuatan diri seorang penulis melawan dirinya. Membuka diri menghidupkan dirinya pada sisi lain, bukan sekedar sebagai tokoh fiksi, yang speritualistis, gemar baca, serta mendalami kearifan ajaran Nahdatul Ulama (NU). Sosok dirinya dalam cerita sebagai bentuk lain dirinya adalah seorang muslim taat dan rajin cinta terhadap budaya.

Kehidupan dalam dirinya menjadi potret pernah berada di kampus hijau, kental dengan sebuah organisasi pergerakan yang dominan dan masif. Sebutan Rujak Smart itu menjadi sebutan ciri di pergerakan. Melatari setiap dinamika percintaan serta pertarungan egosentris masih kuat ruang dialektika dimasa dulu begitu militan seorang aktivis kampus begitu getol melakukan praktik-praktik sebagaimana fungsi mahasiswa.

Novel menceritakan beberapa Fenomena masa lalu yang seperti manjadi kehausan sejarah dulu dan relevansi miltansi sebagai suntikan baru pada generasi sekarang. Refleksi diri perlu, sebagai arah pemikir, perjuang, dan ketekunan dalam keseriusan.

Sepertinya kontaminasi dunia maya masih minim, sehingga dalam karya itu masuk ke jiwa zaman; jiwa zaman dalam bahasa Jerman Zaetgaes yang dicetuskan G.W. Heggel. Jika berbicara waktu lempau hanya tersisa dalam cerita-cerita yang suka merekam peristiwa telah tiada dalam ingantan tapi anak pena sebagai penemu sejarah baru pada peradapan sebagaimana aku pembaca sebagai pengingat masa lalu dan belajar pada yang belum kita tahu. Dari dinamika, suasana cinta masa dulu, romantisme serta mistik menjadi hal antik.

Dalam ruang paling senggang. Pemuja Berhala membuka cari baru tentang kemanusian meliputi cinta cita-cita manusia yang membuka Cakrawala cawadimuka manusia memahami peradapan baru dan bisa diterima oleh jiwa manusia. Love is wisdom pada kedamaian paling dalam memahami cita rasa manusia dan manusia pada Tuhan.

Buku yang ditulis Dimas Midzi representasi manusia yang memiliki kudrot bergerak sebagaimana mungkin dan tidak mungkin merajai jiwa manusia saya sebagai pembaca menerima setiap ruang arah pemikiranny mulai dari percintaan kepada Tuhan, kepada manusia serta kepada jiwa yang senantiasa menghamba pada kedamaian jiwa serta menerima sebagai bukti setiap sisi ada rasa dalam jiwa manusia yang tidak asing atas diriku tentang semua isi cerita dalamnya, seperti berdamai dengan keadaaku dan tokoh Eros representasi hidupku masa sekarang.

Akhmad 2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar