Kamis, 23 Mei 2019

Cara Dialektika Mahasiswa

foto: hegel


Mendengar Bicara Para Mahasiswa Kalilawar; berdialektika

Memasak Indomie mei goreng rendang di dapur suara mereka sangat keras di telinga. Hampir suara air mendidik tak terdengar.
Dialietika yang dibangun membuka kerumunan jiwa yang kosong sedikit tergolong dalam pikiran, namun dalam tindakan masih dipertanyakan?,
Bagaimana kehidupan yang didiskusikan, membuka untuk diam, menemukan apa akan bungkam. Keadaan semakin hari akan menimbulkan pertanyaan, dari mana datangnya pengethuan?.

Kita semua mungkin sudah tahu mengenai banyak hal, karena dari kecil kita langsung ditemui banyak hal, mengenai nonton tv, naik pohon menengok telur burung, mengejar burung saat hujan pertama di musim hujan, di akhir kemarau, dan mencari jangkrik. Hal itu awal pengetahuan yang mandiri kita ketahui tidak ada gurunya, namun itu seperti menjadi penopang dalam awal hidup memahami pengetahuan yang begitu sederhana, yang kini dirasakan.

Ketika didealiktikakan bersama dengan mahasiswa kota, itu yang menjadi refrensi dalam rujukan menjelaskan tentang arah pemikiran dan mengenai kehidupan serta konflik sosial. Ketika semua berbicara kapitalis di sejak kecil hal itu Sudah dirasakan kala teman-teman yang lebih besar dari kita menguasaiku, memanfaatkan tenaga, pikiran, dan tanpa ada kenyamanan diri kecuali itu hanya iming-iming dan walau ada masih berharap ada timbal balik. Itu penguasaan sederhana yang kita bicara yang namanya kapitalistik sederhana terjadi masa belia, membawa cerita di masa sekarang untuk memberikan ruang bahwa yang paling utama hanya bisa mencerma yang ada di masa dulu.
Rekaman masa lalu hanya memberikan ruang kesempatan pada diriku mengenai arah pemikiran sekarang yang hanya terjadi seperti kausalitas.

Kini yang terjadi yang ada dalam kehidupan sehari-hari tidak akan lepas dengan kehidupan masa dulu; kqusalitas sebaagi hukum sebab akibat memberikan pandangan baru yang beda versi. Serta logika dan Psikologis manusia akan menemukan hal baru sebagai lain versi seperti halnya pengetahuan baru bagi diri memahami apa yang terjadi. Mata sebagai memandang objek kini, di masa lalu memandang dengan hal yang sama hanya obejknya berbeda.

***

Malam semakin gelap; mahasiswa kalilawar seperti semakin getol mengusik masa laluku, tentang pembahasaannya yang hanya dipengalaman, bisa yang pernah terjadi ada pula ada yang pernah ia temukan atau yang pernah dibaca, seperti ada pengulangan dalam pengalaman, bukan hanya menghasilkan perubahan melainkan hanya dari tidak tahu menjadi tahu dan berhenti disekedar. Hal itu kadang hanya menjadi adu argumentasi Perspektif bukan tentang ide.

Apa yang lebih penting dari pembahasaan ketika kala berdiskusi, Filsuf Yunani pernah membagi mengenai pembahasan, pertama ketika berkumpul dan berdiskusi paling baik yaitu membahas tentang ide yang kita punya bagaimana implemintasi dan bagaimana ide bisa berguna bagi sesama. Bukan sekedar sadar membahas tatanan keluasaan tanpa memnafaatkan fungsi manusia.

Dialektika bukan sekedar menjadi tradisi dan berhenti di sini, dialektika perlu yang namanya aksi. Ketika telah melewati dilektika, logika, dan materialis. 

Diskusi yang baik itu bentuk pengelompokan ide, secara komunal. Yang harus di ingat bukan untuk mengadu argimentasi yang kuat, dengan mempererat pengetahuan yang akan hanya mempertajam pengetahuan bukan memperhalus perasaan. namun bukan tentang pengetahuan melainkan pengumpulan ide dengan pembahasan sesuatu dari itu; bukan sekedar manjadai namun memberi sesuatu berharga dalam diri mereka sendiri yang mengkontruk jiwanya.

Selamat berdialektika, yang membuka, dan bekerja; jika tidak bisa jadi pemikir bagi orang yang bergerak maka ide itu jadikan satu untuk dijadikan sesuatu pada evolusi diri.

Akhmad 2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar