Senin, 20 Mei 2019

Duduk, Diam, dan Pulang; Hari Kebangkitan Nasional

Duduk, Diam, Pulang

Dari pukul 8 pagi  Gazebo depan (FKIP) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, di tiang penyangga tertulis (UNISMA) Universitas Islam Malang, Senin katanya hari semangat. Matahari lebih dulu menghampiri gasebo biasa kita duduki, Senin sepertinya akan dirindukannya kala yang lalu tidak ada di Gasebo biasa duduk.
Di Gasebo ukuran 3x3 miter. Panas matahari sebentar lagi apa mengiringi.

Buku dengan judul 34 buku, mewarnai otak kita beradu satu sama lain diotak mengungsi begitu banyak ada yang sekedar saksi bahkan menjadi arti dalam perjalana hidup. Warna hidup berkemelut dalam dinamika otak kurang bebas.
Berserakan dengan banyaknya buku di meja beton.

Dengan santai duduk; menunggu bukan sekedar menggebu siapa yang akan mencicipi buku dan mengadu tentang apa yang telah dibaca. Dan melakukan sebuah dialektika dan mencoba mencari makna dengan cara Retorika. Walau pada akhirnya duduk itu membosankan kehilangan inspirasi, untuk menjadikan sesuatu pada masa kini masih ditanyakan kembali ketika tulisan sudah ada dalam benak diri.

Buku yang ditangan menjadi tegang, angin telah meregang arah pikiran tak karuan. Keinginan manusia tidur bersama dengan isi buku dan diksi para nabi yang menjadi sabda meracuni otak manusia yang tidak suci. Mengabdi dengan cara paling dicintai, mata yang berkaki tidak secepat mata tanpa kaki.

Mata itu suci mengabdi pada apa yang terjadi dalam. Kaki para mencari ilmu berwajah cantik dan wangi menyambar hidungku yang masih menggebu sesuatu yang menjadikan satu tujuan manusia. Meraba hingga bisa mencerna apa yang didengar, dilihat, dan dicium. Pancaindera seperti buruD candrawasih yang dicari para pemburu.

Ketika duduk datanglah para pemburu sementara cemburu, sementara pengunjung;
1. David
2. Izza
3. Laven
4. Aga
5. Uswah
6. Yusuf
7. Jamil.
8. Komariyah
9. Dani
10. Deri
11. Anissa
12. Baru FKIP
13. Teman Iqbal
14. Ratna
15. Kim
16. Nana
Mereka yang datang bukan sekedar datang namun melihat apa yang ada dalam buku. Ada pula yang membagi cerita dan bertanya tentang Filsafat.

Lalui ia pulang; kwbosanan kelamaan bersama membuka ruang dalam ketidak nyamanan, membuka ruang akan persolan dan datang lagi bagaimana ia bisa mengembalikan keadaan pada perasaan sesungguhnya lalu kembali. Dengan sendiri ia mengabdi pada keramaian diri. Diri yang selalu kita buka dengan sebuah cara, cara yang bisa diterima oleh jiwa dan rasa kemanusian.

Selamat hari ini yang masih ada dalam ke dalaman batu diperkuat bumi, hingga goncangan tidak terasa. Manusia yang mengangkat diri mengabdi, dan teman-teman mahasiswa yang hari ini memahami arti dari reformasi. 20, 05, 2019 sebagai hari kebangkitan Nasional. Status para mahasiswa di hp ramai dengan ucapan selamat hari kebangkitan Nasional.

Lapakan buku masih berlanjut pengunjung hanya itu dan itu yang diketshui, wajah tak ada yang berbah walau dihari kebangkitan.

Akhmad 2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar