Jumat, 24 Mei 2019

Kebebasan Berpikir Manusia

Otak Beku Cair dengan Buku

Otak manusia ada di dalam jika diam akan membeku, sedangkan otak tidak bisa di dikotomi semua bisa luas karena otak tidak berbentuk apapun makanya semua yang ada bisa diterima; yang kotor atau yang bersih.

Otak semakin usaha menalar akan semakin mengalir. Mengalirnya otak bukan terletak pada kediaman kita bergerak, bergerak manusia juga bukan terletak pada kaki namun juga naluri dalam menggugahkan logika menjga apa yang dirasa dan yang ditangkap. Mengapa otak manusia perlu makanan, sebab otak tidak berbentuk hingga dalam mencairkan banyak cara.

Otak akan liar berpikir; sesuai apa yang ada dalam kala keluar dari dalam diri, serta menerima. Memakan mie istans akan terasa kenyang sama halnya dengan makan nasi. Namun ketika dibedakan dengan gisi yang terisi akan beda ketika dirasa akan membeda dalam fungsi cara yang lahir akan hadir dalam alam semesta dan berharap akan ada cara dirasa oleh para pencipta dan ciptaan Pencipta; manusia, hewan, dan alam. Keliaran berpikir manusia mampu menangkap kebaikan para pencipta yang bisa manusia harus disyukuri dari yang paling sederhana tidak pernah manusia menemukan rasanya.

Keliaran manusia berpikir tidak lepas dengan kreatifitas bebas; yang bermartabat dalam hasil pemikiran manusia, masyarakat di kalangan rendah dan kalangan tengah. Bagaimana bisa, tanda tanya bisa membantu kreatifitas manusia lain dengan dalih membuka ruang dirinya dan ketika bisa pengontrol. Bagaimana bisa otak kreatif dikontrol tidak liar merumuskan kebebasan kreatif dalam otak kanan dan kiri. 

Bagaimana awal otak kanan dan kiri memulai berpikir, mulai sejak kecil dibenturkan dengan sesuatu yang dilahirkan dari fenomena masa lalu. Mulai dari permaian, bacaan, dan lingkungan memandi di sungai. 

Dengan benturan seperti itu otak beku bisa melihat penerimaan otak hari ini. Dengan membaca buku otak beku menjadi cair, seperti air mengalir dari sumber masuk ke dasar lautan, berpikir seperti kehidupan manusia yang akan siapa meminum air itu, bisa manusia, hewan, dan bahkan tumbuhan. Itulah kehidupan bisa seperti otak manusia. Bertentangan dengan jiwa menjelma menyerupai intuisi yang dianugerahi Ilahi.

Apa yang akan dijadikan manusia pembeda dengan makhluk lain; kalau tidak pemikirannya, pemikiran yang hebat akan dikomsumsikan oleh banyak makanan yang bergisi, hingga intuisi akan berisi kata-kata pemikiran, hingga cara-cara baru dalam menemukan penyelesaian. 

Konsumsi sehat akan melahirkan hasil pemikiran hebat; membaca adalah utama dalam membuka, membaca buku, keadaan, dan setiap apa yang ada disekitar. Maka membuka otak manusia dari yang kosong untuk berisi, minimal dari yang tidak tahu menjadi tahu. 

Manusia bukan hanya berbicara tentang tahu, setelah tahu akan kemana pengetahuan, dan akan memanfaatkan yang telah ada "being", sebagai yang nyata nanti bisa mencerna jiwa-jiwa sebagai objek manusia yang memiliki kecenderungan menyukai keindahan. Namun hal itu melaui etika dan estetika (aksiologi).

Akhmad 2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar